Menuju Ketenangan dan Kebahagiaan


Awal 2022 lalu aku mengalami guncangan yang hebat, dimana saat itu ujian yang banyak dan bertubi tubi menyerangku. Jauh dari kata suport orang terdekat, di benci oleh saudara, di jauhi teman teman. Menderita dalam berbagai hal, jatuh secara spiritual, dunia ku terasa gelap.

satu sisi saat itu keinginan ku sangat kuat untuk mempelajari tentang cara hidup dan ketenangan. Sepanjang tahun 2022 itu aku bertemu dengan beberapa orang yang sepertinya tidak ingin mengakui kesalahan yang diperbuat dan melempar kesalahan pada fakta yang sebenarnya. Lalu mempertemukan dengan orang yang penuh drama dan manipulasi.

Namun saat itu juga aku mencoba mengubah cara pandang ku bahwa mungkin aku dipertemukan semesta dengan mereka untuk membuat supaya lebih bersabar lagi dan lebih mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.

Sebaliknya aku dipertemukan dengan mereka mungkin aku adalah suatu ujian bagi mereka untuk menguji mereka dengan bagaimana sikap mereka jika bertemu dengan orang(aneh) seperti aku, tapi aku sadar mereka mungkin juga tak menyadari akan hal ini, meski aku melihatnya.

saat itu juga aku mulai menyadari bahwa setiap orang yang dipertemukan memiliki alasan dan tujuan yang mana hanya Tuhan tahu jawabannya akan tetapi manusia akan mengetahuinya juga apabila menydari setelah dapat memahami masalah kehidupan yang tengah ia alami.

***

Diawal 2023 aku mulai mengenal istilah yang namanya pengontrolan diri karena di akhir 2022 itu aku mulai belajar banyak hal tantang bagaimana hidup dengan baik, yaitu tidak terlalu menggantungkan harapan harapan pada orang lain supaya mengurangi rasa kekecewaan pada orang tersebut.

namun kembali di tahun 2023 itu aku bertemu dengan banyak orang yang berbeda karakter dan sifatnya masing masing berada dalam satu tmpat yang sama. Jadi di Tahun 2023 itu aku tinggal di tempat kerja yang mana hampir semua karyawan tinggal di tempat kerja itu.

Hal itu menyebabkan aku mulai tergoncang secara perlahan. Seluruh energi energi negatif dari luar kembali mencemari energiku yang sudah mulai stabil. Aku telah kehilangan kontrol diri, aku kembali suka terbawa suasana dan, belum lagi sifat atasan sudah semakin kelihatan aslinya.

Cukup banyak  masalah yang terjadi sepanjang tahun itu, tapi diakhir peristiwa itu aku mulai menyadari  dan belajar selain pentingnya  pengontrolan diri ternyata dibalik dari kesalahan-kesalahan yang terlihat dari luar ternyata berasal dari diri sendiri. Ternyata jika aku melihat orang lain salah sebenarnya aku yang salah menilai, jika ternyata aku mengganggap orang lain negatif, akulah yang negatif, jika aku melihat orang lain teledor dalam bekerja aku yang berpikiran dangkal.

apa yang terlihat di luar diri merupakan cerminan dari diri sendiri.

bahkan jika aku memaafkan diri sendiri maka secara otomatis aku memaafkan orang lain.

***

Dipenghujung 2024 ini aku mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Allah semesta alam karena di sepanjang 2024 ini pun, aku banyak mendapatkan berkat dan kelimpahan dan itu aku tidak pernah menduga sebelumnya.

Aku juga berterima kasih yang sebesar-besarnya pada diri sendiri karena kerja sama yang baik yang sudah berusaha kuat dan sabar serta ihklas dalam mengendalikan diri dari berbagai hal dari luar diri.

Awal tahun 2024 aku merasa kehilangan segalanya dan aku kehilangan rumah yang selama ini tempat aku untuk pulang. Tidak ada lagi yang bisa ku harapkan. Sejenak aku membuka kembali catatan ku yang telah lama aku tulis dalam buku catatan ku. Ku coba untuk merealisasikan isi catatan itu. Aku lalu memasuki rumah Bapa dan aku sujud tersungkur di sana, aku menyerahkan segala hidupku dengan segenap jiwa untuk di kuasai, dipelihara oleh sang pencipta, agar baik segala jalan dan langkahku. Dan sejak saat itu aku bagaikan anak domba yang dituntun oleh pengembalanya, kemana pun Ia pergi selalu ku ikuti. Meski terkadang banyak guncangan yang menerpaku, namun selalu dikuatkan dipegang teguh oleh Nya. 

Sepanjang 2024 aku penuh syukur, penuh dengan ketengan, ketentraman dan suka cita. Aku melpaskan diri dari belenggu yang mengikat, ku lepaskan diri dari keterpurukan dan kesedihan.

Selama 2024 mulai menyadari dan faham bahwa ketika setiap orang yang berserah kepada sang pencipta, selalu bersyukur dalam keadaan hujan maupun terik, saat keadaan susah maupun senang tetap menerima semua yang datang menghampiri dan mejadikan dalam bentuk anugerah. Mencintai seluruh ciptaanNya adalah bentuk dari mencari kerajaan Allah.

***

Seringnya kita tidak pernah terfikirkan kenapa kita dipertemukan dengan seseorang yang ternyata menyakiti kita dan membuat kita kecewa, apa tujuan semesta mempertemukan kita dengan orang itu?entah itu sahabat, pasangan, atau rekan kerja, kenapa kita bertemu dengan mereka? ternyata sebagian dari mereka malah menyakiti kita. bahkan kita cenderung tidak faham kenapa kita dipertemukan dalam bentuk keluarga dan menjadi saudara? bahkan isi hatinya pun kita tidak ketahui. Dan kenapa kita hadir dalam keluarga itu? kita tidak pernah terfikir bukan? selain itu juga kenapa Tuhan menempatkan kita berada di tempat pekerjaan kita saat ini? apa tugas kita di sana? sebenarnya apa alasan kita ada di sana?

Namum meski demikian, kita pantas mengucapkan terimakasih dengan mereka karena baik buruk perlakuan orang lain membuat kita berubah menjadi lebih baik dari kemarin, dan esok akan lebih baik lagi dari hari ini. 

Dalam hidup kita juga mesti menyadari bahwa setiap kejadian dalam hidup ini baik maupun buruk adalah tidak terlepas dari diri kita sendiri. Ada sebab ada akibat, tidak ada asap kalo tidak ada api, dan juga apa yang terlihat dari luar diri kita merupakan cerminan dari diri sendiri. Ketika kita melihat kesalahan orang lain kepada kita sebenrnya adalah cerminan dari diri kita sendiri, akan tetapi kita juga dapat belajar bahwa dengan peristiwa itu kita dapat mengubah cara pandangan kita, cara penilaian kita terhadap orang lain karena apa yang kita lakukan pada akhirnya kembali kepada kita, mereka adalah cerminan dari kita. Sesungguhnya apapun yang kita rasakan, yang kita pikirkan dan apapun yang kita  lakukan akan kembali ke kita juga, sebab semesta telah memancarkan semua itu dan memantulkan kembali kepada kita. 

Dan sebagai pelajaran terakhir dari seluruh pengalaman ini, kita dapat memahami ternyata agar kita memperoleh ketenangan dan kebahagiaan, kita sangat perlu menerima dengan ikhlas atas apa yang terjadi dalam hidup kita tanpa terus menerus berlarut-larut dalam masalah itu, serta mensyukuri segala yang terjadi bahkan menjadikan semua itu berkat bagi hidup kita. Karena apa yang diturunkan Tuhan merupakan pelajaran buat kita agar kita semakin terbiasa dan semakin ikhlas dalam menjalani kehidupan, penuh syukur, suka cita, dan menyerahkan segala hidup kita pada tangan pengasihan Tuhan. 

Komentar