Manusia itu ada berbagai karakter, yang baik ada jahat, ada yang jujur ada yang manipulatif. Ada pula yang ikhlas jika memberi atau membantu , menolong tanpa mengharapkan imbalan. ada juga yang perhitungan, memberi tapi tidak ikhlas. Ada yang memang sama sekali tidak suka memberi, ada juga yang suka memberi akan tetapi agar terlihat baik di hadapan publik.
Yang mana karaktermu?
Atau mana yang lebih baik diantara berbagai karakter di atas?
***
Dulu saya pernah bertemu dengan seseorang, namanya leon. Beliau memang baik; suka menolong dan memberi, apa lagi menolong temannya yang sedang kesulitan. Harus ku akui beliau memang tidak kekurangan rejeki secara finansial, selalu bertambh setiap hari. Dalam satu hari beliau bisa mengeluarkan uangnya beberapa ratus ribu kalau di hitung-hitung hampir mencapai satu juta dalam mengeluarkan uangnya. Memang beliau tidak terikat pekerjaan dengan siapa pun, sehingga ia mampu memperoleh penghasilan setiap hari dan melebihi upah dari pada seorang pegawai di sebuah instansi. Itu semua ia lakukan tak lain adalah untuk membahagiakan keluarga nya, menolong temannya yang sedang kesusahan bahkan tidak kurang untuk dia hamburkan bersama teman-temannya yang lain.
Jauh berbeda dengan ku. Aku memang terputus juga dengan rejeki ku, namun berapapun yang ku dapat bisa dibilang masih sangat cukup untuk di bagi kepada keluarga itu pun, tidak sebanyak pemberian leon kepada keluarga nya. Penghasilan ku hanya cukup membantu seadanya saja. Yah, penghasilan ku tidak sebanyak penghasilan nya.
Dalam hal membantu teman, aku hanya mampu membantu sedikit saja, itupun jika aku percaya ikhlas membantu orang tersebut, jika aku tidak ikhlas aku tidak akan memberi. Lagi pula, keuangan ku hanya cukup untukku saja. Aku tidak mau berbohong dan memanipulasi keadaan, jika ya akan ku katakan ya, namun jika tidak bagaimana pun aku akan tetap katakan tidak. Begitulah karakterku. Tapi jika aku ingin memberi atau membantu ku pastikan itu benar -benar ikhlas tanpa meminta imbalan dan tanpa mengharapkan balasan yang sekiranya bisa dipertimbangkan. Inilah sebabnya, tidak sedikit teman-teman ku berkata bahwa aku orang kikir dalam berteman. Sebenarnya tidak sama sekali. Tetapi leon, selalu mampu untuk dilakukan dalam menolong orang lain. Tidak bisa dipungkiri bahwa saya sendiri juga pernah bahkan sering dibantu olehnya ketika saya membutuhkan bantuan.
***
Sering sekali leon bercerita tentang orang - orang yang pernah ia bantu namun akhirnya mengecewakannya, hal itu membuatnya sangat marah, bahkan membenci orang ia lupakan tersebut seakan-akan orang itu hanya bisa memanfaatkan kebaikannya. Aku percaya begitu saja dengan ceritanya, dan tidak mau memikirkan hal yang buruk tentang nya. Karena bagiku bisa saja orang lain itu mempergunakan kebaikannya dan pergi begitu saja. Namun, setiap aku bertanya ia selalu mengaku tidak mau mengingat orang tersebut, beliau tetap mengingat nya sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih.
Terakhir, ia menceritakan kembali tentang pertolongan yang ia perbuat pada seorang yang lain, yang kebetulan saya mengenal orang itu juga, dan ia yang memperkenalkannya pada ku. Katanya orang itu benar tidak tahu berterimakasih, orang itu tidak mau membantunya saat ia kesusahan semntara ia selalu dan bisa membantu orang itu saat susah dulu. Bahkan temannya itu berjanji bahwa akan membantunya juga saat ia kesusahan, tapi ternyata tidak semua omong kosong. Suatu hari leon meminta ku untuk memberitahu teman kami itu agar segera memberikan sedikit bantuan kepadanya.
Saat aku memberi kabar itu, aku justru menerima balasan yang berbanding terbalik dan lebih jujur, lebih masuk diakal dibandingkan pengungkapan leon. Pantas saja, sebelum mengirim pesan itu, Dalam hatiku sih leon kok meminta kembali pemberiannya, tapi katanya ia ikhlas?? Ada ada aja sih leon.
Namun saat itu pikiran ku masih baik baik saja mengenai leon, meskipun saat ini aku sudah tahu tabiat leon saat ini. Sungguh aku tidak berfikir macam - macam mengenai beliau.
Setelah masalah nya itu selesai, kini giliranku yang di bantunya yang memang saat itu posisi yang sedang memerlukan bantuan, akan tetapi pertolongan yang saya perlukn tidaklah melebihi dari perlakuan leon yang terlalu mau menyediakan waktu dan kesediaannya untuk menolong ku. Saat aku putuskan untuk memilih mengurus keluarga ku lebih dulu yang memang saat itu leonmemerlukan bantuan juga, namun posisi nya tidak lah sesulit yang ku alami. Ia pun berubah, berbalik dan merasa kecewa atas putusan yang ku buat. Disini saya merasa leon menunjukkan sikap aslinya, dimana kini giliranku lah yang dianggap sebagai orang yang tidak bisa berterimakasih atas beberapa bantuan yang ia berikan.
Aku merasa terjebak, seakan akan ini adalah cara nya untuk membuat ku sebagai salah satu orang yang membuatnya kecewa pada hal aku hanya ingin menyelesaikan masalah ku satu persatu tetapi leon tidak mau memahami.
***
Pada peristiwa ini aku mendapat satu pelajaran yang menurutku sangat berharga yaitu, kebaikan yang dilakukan manusia atas perbuatannya sendiri tidak lah sama dengan kebaikan manusia yang berasal dari Tuhan. Karena kebaikan manusia yang bersumber dari kekuatannya sendiri menimbulkan harapan kebaikan itu dibalas kembali padanya, jika tidak dia akan kecewa yang akhirnya membenci. Berbeda ketika kebaikan itu dilakukan bersumber dari Tuhan dimana, sebanyak apapun kebaikan itu dilakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas tanpa mengharap imbalan dalam bentuk apapun, maka akan mendatangkan berkat yang melimpah serta ketenangan dan kebahagiaan.
Mungkin satu sisi, salah jika menerima bantuan dengan orang yang terlalu baik memberi karena jika tidak terbalas, maka berakhir dengan kekecewaan dan akhirnya menciptakan pertengkaran dan tidak saling berbicara lagi.
Namun sisi lain, boleh saja memberi bantuan dengan orang yang sedang memerlukan bantuan itu bahkan tanpa diminta pertolongan, kalau dengan hati yang ikhlas, tanpa mengharapkan kebaikan itu dibalas dengan bentuk apapun tapi percaya kebaikan itu akan dibalas kembali oleh sang pencipta.
Komentar
Posting Komentar