Puji dan syukur kita ucapkan terhadap Tuhan yang maha esa, karna kasihNya kita masih diberi nafas kehidupan, kesehata, rezky dan kelimpahan.
***
Manusia tidak luput dari sesuatu hal yg membuatnya berharap, memberi kepercayaan penuh dengan siapa pun dan apapun. Itu sangat lumrah terjadi.
Adalah seseorang yang baik hati dan suka menolong orang lain, selalu ada waktu untuk orang terdekatnya, memberi kepercayaan serta menaruh harapan pada orang yang ia sayangi itu, secara tidak langsung ia menaruh harapan padanya, berharap ia akan mendapat balasan yang setimpal. Tidak harus melakukan hal yang sama paling tidak, jangan menyakiti hati. Namun, ketika ekspektasi itu berbanding terbalik, apa yang terjadi?
Ketika seseorang telah kecewa lalu apa yang terjadi? Ada rasa benci, marah, kesal, sedih, semua berkecamuk dalam hatinya.
Namun bisakah kita menolong orang lain tanpa harus mengalami rasa kekecewaan yang berujung kemarahan, hingga membenci?
Jika ingin menolong orang lain tanpa harus mengalami kekecewaan, tanpa timbulnya rasa marah, benci dan kesal. Hal yang perlu dilakukan yaitu menghilangkan harapan-harapan yang tidak pasti terhadap orang yang kita bantu, menghapus ekspektasi yang ada dalam hati dan pikiran, melupakan kepercayaan yang diberikan kepada seseorang.
Karena semakin kita berekspektasi dan memberi kepercayaan dan harapan terhadap seseorang, maka kita akan semakin kecewa dan sakit hati hingga timbullah rasa marah dan benci.
Ada baiknya saat menolong orang lain dengan hati yang tulus, ikhlas tanpa berharap balasan kembali dengan tidak berekspektasi dengan hal yang belum tentu terjadi.
Dengan hati yang tulus, ikhlas dan kerelaan hati, waktu tenaga dan pikiran dapat mendatangkan suatu kedamaian dan ketenangan dalam diri sendiri. Meyakini bahwa balasan atas kebaikan ia perbuat yaitu balasan dari Tuhan saja, dan harapan hanya bisa menaruh harapan itu pada Tuhan sendiri.
***
Komentar
Posting Komentar