Key salah seorang siswi korban bully di sekolahnya. Setiap hari ia kerap menerima bullyan dari teman-temannya. Dipukul, dipermalukan bahkan dilecehkan. Hingga akhirnya hal itu membuat Key merasa lelah dan berniat mengakhiri hidupnya. Key melangkahkan kakinya menuju sebuah tangga yang mengarah ke lantai atas dan mulai menaiki anak tangga itu satu persatu. Sesampai diatap sekolah ia lalu menuju tepi, dengan niat ingin menjatuhkan dirinya di gedung yang tinggi itu. Ia menatp jauh ke bawah, lama sekali. Ia tidak mempedulikan teriakan orang-orang yang dibawah agar supaya ia tidak menjatuhkan dirinya.
"Key... Jangan melompat, key." Begitulah teriakan orang-orang dibawah itu.
Matanya mulai berkaca-kaca, air matanya pun mulai menetes saat akan menjatuhkan dirinya dari gedung. Namun, hembusan angin yang lembut, seakan membisikkan sesuatu yang menyentuh jiwanya seketika itu perasaannya nyaman dan damai sekali.
***
Perlahan key membuka matanya, ia tersadar dari lamunannya, teringat saat ia ingin mengakhiri hidupnya, namun sesuatu yang menyentuh jiwanya membuatnya mengurungkan niat itu.
"Hei.." sapa salah seorang laki-laki yang merupakan teman kerjanya itu.
"Eh, ya" ucap Key.
"Melamun aja, udah makan belum? Yuk, kita keluar." Ajak laki-laki itu.
"Udah jam berapa, nih?"
"Em... jam 20.45."
"Ya udah, yuk kita keluar."
Key lalu bangun dari duduknya mereka pergi ke warung makan terdekat di tempat itu. Saat berada di warung makan, Key dan temannya mendengar kabar melalui tv di warung itu sebuah mobil pribadi telah menbrk beberapa orang di jalanan, pelakunya belum diketahui dikarenakan setelah menabrak orang tersebut, mobil itu melaju kencang meninggalkan tempat itu.
Satu jam telah berlalu, saat Key sudah berada di rumah dan hendak beristirhat akan tetapi sebuah panggilan telephon memintanya untuk kembali ke kantor, agar supaya menyelidiki pelaku pen*brak*n di jalanan itu.
***
Reni buru-buru masuk dalam kamarnya tanpa mempedulikan kedua orang tuanya yang sedang bertengkar hebat di ruang keluarga.
"Bukan. Bukan aku. Bukan aku yang melakukannya, Aku tidak melakukannya." Ucap Reni dengan sangat ketakutan.
Dia menangis histeris seperti orang deprasi dan rasa takut yang berlebihan yang menimpa dirinya saat ini.
Sementara kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat, saling menyalahkan sampai mereka tidak mendengar putrinya menangis ketakutan.
Saat pagi menjelang, Reni membuka matanya dan kembali mengingat kejadian malam itu, berharap semua itu hanyalah mimpi. Namun ia tidak mampu untuk melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Akan tetapi Ia harus masuk kuliah hari ini. Akhirnya mau tidak mau, ia pun bersiap-siap berangkat ke kampus.
***
Subagio menerima telephon dari kantor polisi dan menerima laporan bahwa putrinya telah menabrak orang dijalanan malam tadi. Hal itu membuat laki-laki paruh baya itu sangat marah dan merasa sangat dipermalukan oleh anak-anaknya. Jelas saja seorang subagio yang terkenal sukses dalam bisnisnya merasa harga diri dan reputasinya buruk atas ulah kedua anaknya. Belum lagi putranya yang baru-baru ini dikabarkan masuk dalam tahanan dikarenakan telah membunuh seorang perempuan yang katanya adalah kekasihnya sendri.
Sudah satu jam lebih polisi menanyakan alasan Reni menabrk orang di jalanan itu, namun Reni tetap diam, tidak mengakui alasannya menabrak orang tersebut. Ia sangat ketakutan dan setres saat mengingat peristiwa itu. Polisi selalu menekan Reni agar mengakui kesalahan dan alasannya menabrak orang tersebut. Akan tetapi Key yang sedari tadi memperhatikan Reni mulai dapat memahami apa yang sedang dirasakan wanita itu, sehingga Key menyarankan temannya untuk membiarkan Reni tenang dahulu. Namun tiba-tiba seorang laki-laki paruh baya datang dan dengan spontan ia menampr Reni dengan sangat keras secara berulangkali membuat polisi yang di sana kaget dengan sikap sang ayah menampar putrinya begitu kasarnya.
"Dasar anak kurang ajar, tidak tahu diuntung." Ucap subagio yang tengah marah diruang introgasi itu.
"Pa...ampun pa. Reni minta maaf pa. Reni ngga sengaja, pa. Maaf, pa." Rintih Reni.
Reni yang terkena tampran keras oleh Ayahnya, semakin ketakutan ia lalu beranjak dari duduknya dan bersembunyi di kolong meja. Subagio yang tidak merasa puas dengan amarahnya lalu berniat menendangi putrinya itu dari kolong meja, namun polisi yang ada di ruangan itu berhasil melerai sang Ayah. Sementara Key menarik Reni dari tempat itu. Key mengusulkan agar supaya Reni dibawa di rumah nya saja untuk semntara.
***
Diperjalanan pulang, Key kembali teringat dengan laki-laki di kantor tadi. Ia masih bertanya-tanya, ia merasa sepertinya ia pernah bertemu dengan laki-laki itu. Ia berusaha mengingat dimana ia pernah bertemu dengan laki-laki itu. Namun tidak suatu apapun yang terbersit dalam ingatannya, akan tetapi ia bertekad akan mencari tahu tantang laki-laki paruh baya itu.
Tidak terasa key telah sampai di rumahnya, ia lalu mengajak Reni untuk masuk ke dalam rumah. Ia membiarkan Reni untuk tenang dulu. Ia berfikir tidak mungkin menjatuhi hukuman pada orang yang keterbelakangan mental, bahkan ia pun tidak sadar saat menabrak orang itu.
Tiga hari sudah berlalu, polisi belum juga menemukan jawaban dan alasan reni melakukan tabrkan itu, mereka mengerti walopun mereka sudah berusaha menanyakan Reni berkali-kali, mereka juga tidak ingin memaksakan reni lagi untuk mengakui kesalahannya setelah mereka tahu bahwa Reni menderita penyakit bypolar. Namun, malam itu tanpa diminta Reni tiba-tiba mengakui kesalahannya, saat kondisinya sedang membaik. Reni mengakui bahwa ia tidak sengaja melakukan kejadian saat malam itu, saat itu ia sedang kalut saat melihat kekasihnya bersama dengan perempuan lain. Sehingga hal itu membuat reni semakin tidak terkendali, hingga tanpa ia sadari ia telah menabrk orang dijalanan itu. Namun Reni meminta kepada Key supaya ia tinggal di rumah itu saja, karena ia tidak ingin kembali ke rumahnya.
"Kenapa kamu tidak mau kembali kerumahmu?"
"Aku tidak mau, Papa begitu kejam. Papa cuma bisa nyiksa aku dan mama dirumah. Sekrang aku mau, mama ikut aku disini."
Ternyata kehidupan Reni dengan keluarganya tidaklah seharmonis yang pernah dirasakan oleh Key.
"Aku mohon, kak. Ijinkan aku dan mama tinggal di sini. Tolong jemput mama datang kemari. Aku janji, aku tidk akan berulah lagi." Lanjut Reni.
Mendengar penuturan Reni, key menjadi merasa kasihan dan iba terhadap Reni. Niatnya yang ingin membawa Reni ke ranah hukum kini telah diurungkan.
"Baiklah kalo begitu. Aku akan menolong mama mu, dan membawa mama mu kemari." Ujar key.
"Terimakasih, kak."
"Sama-sama."
Key bersiap-siap akan pergi ke kantor, untuk memberikan laporan kasus penabrkan yang dilakukan reni malam itu.
***
Kasus penabrakan yang dilakukan Reni sudah selesai, namun ada hal yang masih janggal dalam hati dan pikiran Key mengenai Subagio. Dia lalu mencoba mencari tahu perihal tentang laki-laki itu di internet. Beberpa menit kemudian ia menemukan beberpa informasi mengenai subagio bahwa selain dari pebisnis terkenal ia juga merupakan seorang bos dari kumpulan mafia yang sangat kejam. Selain itu, subagio pernah membunuh rekan bisnisnya, namun ia memberikan uang suap pada polisi agar supaya kasus itu ditutupi.
Bergegas key pergi ke kantor untuk melihat berkas-berkas mengenai kasus Subagio secara lebih lengkap lagi. Sesampai di kantor Key mulai mencari berkas-berkas itu di setiap sudut ruangan kantor. Dalam waktu lima menit, ia berhasil menemukan tumpukan berkas itu dan mulai memperhatikan satu persatu file itu sebgai barang bukti.
"Data kasus siapa yang kamu cek itu, key?" Tanya pak Hasan yang merupakan atasan polisi rahasia itu.
"Key memeriksa kembali kasus bapak subagio 19 tahun yang lalu, pak." Jawab key.
"Kasus subagio?"
"Ya, pak."
"Ya sudah, selidiki lebih lanjut."
"Baik, pak."
"Pastikan dia tertangkap hari ini." Pesan pak Hasan.
"Siap, pak." Sahut Key.
Ternyata Pak Hasan menyetujui penyedikan yang dilakukan oleh key, ternyata pak hasan sudah sangat lama ingin menangkap subagio, namun selalu gagal akibat subagio telah lebih dulu memberikan uang suap pada atasan mereka dahulu, sehingga kasus itu belim terungkap sampai saat ini.
Key telah selesai memeriksa seluruh data itu, kini ia bersiap untuk menangkap subagio. Namun ada satu data disana yang membuat key seketika melemah tanpa ia sadari air matanya bergulir. Key baru saja mengingat ternyata ia pernah bertemu dengan Subagio saat ia berusia 6 tahun, ia mengingat bahwa ia melihat subagio dan bebrpa anak buahnya membunuh Ayah kandung key. Sejak saat itulah key selalu menghindar dengan orang banyk, selalu menyendiri, pendiam dan sering murung dan menjadi korban bully disekolahnya hingga ia beranjak remaja.
Namun sekarang, key telah bangkit, semakin bersemangat karena telah berhasil membalaskn dendmnya atas kematian ayahnya. Akhirnya Key menemukan bukti-bukti kejahatan subagio, ia bahkan menemukan bukti atas pembnhan subagio pada Ayah tercinta.
***
Key beserta rekan polisi tiba di rumah subagio, mereka mengepung rumah itu, dan memanggil subagio agar segera keluar dan menyerahkan diri.
"Bapak subagio, menyerahlah... anda sudah dikepung."
"Bapak subagio, silahkan anda menyerah."
Namun hampir satu jam mereka menunggu subagio, tak kunjung keluar dari rumahnya, akhirnya key dan kedua orang temannya mencoba masuk dalam rumah itu. Saat memasuki rumah itu mereka menemukan Subagio dan Istrinya sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan berlumuran darah, akibat tembakan yang ada di tubuh mereka.
Seketika mereka terkejut, bertanya-tanya siapa yang telah membunuh Subagio dan istrinya?
Key mencoba untuk tenang, dan menyarankn temannya supaya mayat subagio dan istri nya dibawa ke Rumah Sakit. Untuk lebih lanjut, mereka akan menyelidiki kasus kematian Subagio dan istrinya. Key lalu mengambil ponselnya dari kantong celana, dan menghubungi reni,
"Hallo, reni."
"Ya kak. Gimna dengan mama, kak? Apa mama baik-baik aja?" Tanya reni penasaran.
"Kamu tenang dulu. Yah, sekarang kamu lakukan apa yg suruh."
"Kamu datang ke RS dan kita akan bertemu disana." Lanjut Key
"Baik, kak." Jawab Reni.
Selesai bertelephon, Key mendengar sebuah tertawa cekikikan dari sebelah kirinya, namun suara itu tidak terlalu dekat.
Tidak lama kemudian, key keluar dari dalam rumah itu, beserta teman-temannya yang tengah membawa kedua mayat itu. Namun, saat akan masuk ke mobil, sebuah sepeda motor melaju dengan cepat mengarah ke pada key, hampir saja Key tertabrak motor itu. Tapi, motor itu melaju begitu cepat.
Kira-kira siapa yang membawa motor itu?
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya salah seorang temannya.
"Yah... aku baik-baik saja." Ucapnya.
"Syukurlah kalo bgtu"
Key langsung masuk dalam mobil itu, dan mereka segera pergi meninggalkan tempat itu menuju Ruma sakit.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar