Hujan Bulan April

 


Angin bertiup kencang hingga ranting pun patah dan berjatuhan, daun-daun pun berguguran, yang muda dan hingga yang sudah tua. Hujan begitu lebat, deras hampir satu jam Adit menunggu hujan reda. Adit berdiri didepan jendela menatap jauh keluar melihat derasnya hujan dan deru angin yang begitu kencang, sesekali ia melirik jam yang terpakai dilengan kirinya.

"Sudah hampir satu jam, Hanna udah nungguin lagi". Gumam Adit.

Namun tidak lama kemudian Adit mulai bersiap saat hujan mulai reda,

"Ma... Adit berangkat yah!!"Seru Adit pada Mamanya seperti biasa ia selalu pamit kemana pun ia akan pergi.

"Apa tidak nunggu reda dulu, nak?" Kata mama sambil berjalan mendekati ruang depan.

"Tidak, ma. Hanna sudah nungguin dari tadi." Jawab Adit mengeluarkan motornya.

Adit begitu buru-buru dalam mengenderai motornya, namun tiba-tiba hujan kembali mengguyur kota itu Aditpun menjadi basah kuyup akibat derasnya hujan yang disertai dengan Angin yg begitu kencang sekali akan tetapi Adit sepertinya tidak begitu peduli sampai-sampai saat mendekati persimpangan jalan dia mengenderai motornya dengan kecepatan yang tinggi, hingga tidak mendengarkan bunyi klekson dari sebelah. Bagaimana tidak, yang dipikirannya saat ini adalah Hanna, ia merasa Hanna sudah menunggunya terlalu lama dan ia tidak mau Hanna marah-marah dan ngambek hanya karena ini. Hingga tiba-tiba.....

                                     ***

Tiga puluh menit kemudian Hujan sudah reda, angin yang sedari tadi begitu kencang kini sudah berhenti. Adit baru sampai di halte tempat ia dan Hanna berjanji akan bertemu, dengan nafas yang berat dan sesekali batuk, ia meminta maaf pada Hanna yg sudah menunggunya lama.

"Han, maaf yah kamu nunggu in aku lama." Namun dengan wajah yg geram Hanna memarahi Adit dengan kata yang kasar, bilang Adit kelamaan, tidak bisa diandalkan." Sementara nafas Adit terasa semakin berat membuat Adit kesulitan untuk bernafas. Tiba -tiba ponsel Hanna berbunyi, segera Hanna mengambil gawainya dan terlihat dilayar hp bahwa Mama adit sedang menelpon.

"Hallo tante, ini Hanna ada apa ya tante?"

"Hanna kamu dimana? Adit di rumah sakit, cepat kemari."

"Loh Adit di rumah sakit tante? Tapi kan Adit barusan....." tanya Hanna heran dan berhenti bicara saat ia menoleh ke arah Adit berdiri, namun Adit sama sekali tidak ada di sana.

"Ya sudah tante, Hanna segera kesana" lanjut hanna, segera ia menutup telephonnya.

Sesampai di RS Hanna lalu mencari kamar di mana Adit dirawat. Saat setelh kamar adit ditemukan, terlihat mama dan papa Adit tengah menangis. Jenazah Adit yang kini ditutupi dengan kain putih, perlahan Hanna mulai mendekat dan membuka kain putih itu, Hanna begitu terpukul saat melihat Adit bingung dan tidak tahu harus berkata apa lagi sebab ia merasa sangat bersalah karena selalu bersikap galak pada Adit dan bahkan ia pernah diam-diam menjalin hubungan dengan yang lain di belakang Adit walaupun Hanna begitu mencintai Adit.

"Sedari tadi sebelum berangkat, Adit hanya mikirin kamu samapai -sampai ia tidak peduli dan ia menempuh walupun hujan dan angin masih belum reda." jelas Mama Adit. Hanna hanya bisa diam dan mendengarkan Mama. 

"Adit, aku minta maaf udah jahat sama kmu, tapi aku mohon jangan tinggalin aku, aku sayang kamu, Adit". Semua sudah terjadi, mungkin inilah takdir Tuhan atas kisah antara Adit dan Hanna, kini Hanna dan kedua orang tua Adit hanya bisa pasrah dan ikhlas atas kepergian Adit. 

                              SELESAI

Komentar